(Kisah :4:1-22)
“Silahkan kamu putuskan sendiri manakah yang benar dihadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah (ay 19)”
“Silahkan kamu putuskan sendiri manakah yang benar dihadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah (ay 19)”
Oleh kuasa Rohkudus yang saat itu baru dicurahkan, Petrus dan murid-murid lain menyala-nyala dalam api Pentakosta. Injil diberitakan dengan keberanian dan kuasa. Mujizat dinyatakan dengan tanda-tanda yang heran. Ribuan orang menjadi percaya: lutut mereka bertelud menyembah Nama Yesus dan lidah mereka mengaku bahwa Yesus Kristus memang adalah Tuhan dan Juruselamat satu-satunya. Kemenangan terjadi, sukacita berlimpah ter-ekspresi. Disetiap hari ungkapan haleluya berkumandang dari pagi sampai malam hari. Luar biasa. Namun seiring dengan itu gejolak pun terjadi. Iri dan fobia menghantui Yahudi. Ulama dan ahli Taurat Yahudi mulai cemas. Mereka resah karena takut pengaruh agamawi yg mereka sandang semakin terhidrasi. Terjadilah persekongkolan ulama dan umara untuk menghambat gereja dan menghambat Pemujaan kepada Tuhan Yesus Kristus. Bersama, mereka mencoba menghambat massa yang mengambil keputusan untuk melakukan kebenaran. Namun Firman Tuhan kembali terbukti: "Jika Tuhan sudah membuka tidak ada yang sanggup menutup. Bersatu jalan menreka menyerang, beribu jalan mereka lari tunggang-langgang".
Persekongkolan ulama dan umara selalu menjadi ancaman gereja disepanjang abad dan disegala tempat. Selalu ada persekongkolan menghambat gereja. Dalam menghadapi intimidasi dan ancaman itu, Petrus berkata dengan keberanian yang mengherankan: Silahkan kamu putuskan sendiri manakah yang benar dihadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah. Perkataan itu tegas dan beresiko. Namun Petrus tidak bisa mundur, kuasa Rohkudus tak mungkin dikekang. Untuk kebenaran, tak ada kompromi!!
Adakah batasan ketaatan gereja terhadap pemerintah? Sebelum pertanyaan ini dijawab alangkah lebih bijaksana kalau kita perlu mengetahui tanggung jawab negara terhadap warganya. Dalam sistem pemerintahan demokratis seperti sekarang yang sedang mewarnai kehidupan berbangsa di Indonesia, kedaulatan terletak di tangan rakyat. Rakyat memilih pemimpin dan wakil-wakilnya di DPR untuk menjalankan roda pemerintahan. Dan satu-satunya tujuan seluruh program pemerintah ialah untuk menciptakan kemakmuran, kesejahteraan, keadilan, keamanan, kebebasan bagi seluruh rakyat Indonesia, tanpa terkecuali.
Ketaatan kepada Allah harus diatas ketaatan kepada manusia. Demi ketaatan kepada Tuhan kita tidak boleh takut dan mundur. Intimidasi dan hambatan selalu ada. Tetapi jika kita tetap bertekun, kita akan melihat tangan dan kuasa Tuhan dinyakatan. Taatlah kepada Allah dan terimalah berkat-Nya, Haleluya, Amin. (doaku menyertai saudara, Haposan Hutapea STh, MA)
Komentar
Posting Komentar